Sleman, 18 Oktober 2025 – Deretan meja kayu di Sanggar Avta Mandiri, Prambanan, Kab. Sleman, berubah menjadi ruang kelas desain yang penuh semangat. Di antara tumpukan pensil, kertas sketsa, dan laptop, para penyandang disabilitas belajar menggambar ide produk mereka, untuk pertama kalinya bukan dengan tangan pengrajin semata, melainkan dengan cara berpikir seorang desainer.
Pelatihan Desain Produk Berbasis Mesin Grafir Kayu ini merupakan bagian dari rangkaian Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) 2025 yang dijalankan oleh tim dosen dan mahasiswa ISI Yogyakarta. Tim tersebut terdiri dari Nandang Septian, Silvya Bintang Ayu Candradewi, Amar Leina Chindany, dan Amanda Amalia Faustine Gittawati, dengan dukungan mahasiswa Raheesh Hafid Mahardika, Aditya Alwin Alwaysa, dan Ayunda Regina A.
Para peserta diperkenalkan dengan konsep dasar desain; mulai dari mengidentifikasi kebutuhan pengguna hingga menuangkan ide dalam bentuk visual dan digital.
“Kami ingin mengubah cara pandang peserta bahwa desain bukan sekadar gambar, tetapi cara berpikir untuk memecahkan masalah,” ujar Silvya, salah satu anggota tim pengabdian dari Prodi Desain Produk.
Nandang, ketua tim, menambahkan bahwa pelatihan ini juga menjadi media untuk membangun kepercayaan diri para anggota Avta Mandiri.
“Mereka luar biasa antusias. Begitu melihat hasil sketsa mereka muncul di layar desain digital, ekspresi wajahnya langsung berubah, penuh kebanggaan,” katanya.
Dari sisi mitra, Sukamto, Ketua Avta Mandiri, menilai kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi langkah menuju kemandirian.
“Kami jadi tahu bagaimana cara membuat desain sendiri. Ini hal baru bagi kami yang biasa bekerja manual,” ucapnya.
Sementara itu, Giyadi, salah satu peserta juga, tersenyum saat melihat hasil karyanya di layar komputer.
“Saya baru pertama kali pegang laptop untuk desain. Ternyata tidak sesulit yang dibayangkan. Kami jadi ingin membuat produk yang lebih indah dan berbeda,” katanya.
Dengan perpaduan antara pendekatan akademis dan semangat kolaboratif, pelatihan ini menunjukkan bahwa seni dan desain dapat menjadi sarana pemberdayaan yang nyata. ISI Yogyakarta berkomitmen untuk terus mendampingi Avta Mandiri dalam mewujudkan produk-produk kayu yang tak hanya fungsional, tetapi juga memiliki nilai estetika dan cerita yang kuat.







