Pameran Komik “AI Now” Mahasiswa DKV ISI Yogyakarta Hadirkan Dialog Seni dan Teknologi di Yogyakomtek 2025

Pameran Komik “AI Now” Mahasiswa DKV ISI Yogyakarta Hadirkan Dialog Seni dan Teknologi di Yogyakomtek 2025

Yogyakarta, 28 September 2025 — Ajang tahunan Yogyakomtek 2025 kembali digelar dengan semangat mempertemukan dunia seni, desain, dan teknologi dalam satu ruang kreatif. Tahun ini, salah satu sorotan utama acara adalah pameran komik bertajuk “Seni Gambar Sekuensial Showcase 2025” yang diselenggarakan oleh mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Pameran berlangsung di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas Universitas Gadjah Mada (GIK UGM) pada tanggal 27 September hingga 1 Oktober 2025, menjadi bagian dari perayaan kreativitas lintas disiplin di Yogyakarta.

Mengangkat tema “AI Now”, pameran ini menyoroti hubungan yang semakin kompleks antara seni dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence). Tema tersebut dipilih sebagai refleksi atas realitas masa kini, di mana teknologi AI mulai memasuki hampir seluruh bidang kehidupan, termasuk ranah seni rupa dan komik. Mahasiswa DKV ISI Yogyakarta yang mengikuti mata kuliah Seni Gambar Sekuensial (Komik) menafsirkan tema ini melalui beragam karya yang memadukan eksperimen visual, narasi reflektif, serta eksplorasi teknik artistik yang memanfaatkan, menanggapi, atau bahkan mengkritisi kehadiran AI.

Pameran “Seni Gambar Sekuensial Showcase 2025” bukan hanya menampilkan kemampuan teknis dan estetika mahasiswa, tetapi juga menghadirkan gagasan konseptual yang mendalam. Melalui karya-karya yang ditampilkan, para mahasiswa berupaya menjawab pertanyaan penting: Bagaimana posisi seniman di era AI? Apakah kecerdasan buatan dapat benar-benar “berkarya”, atau hanya meniru ciptaan manusia? Dan sejauh mana AI dapat menjadi rekan kolaborasi tanpa menghilangkan nilai kemanusiaan di balik proses penciptaan?

Tema AI Now juga menggugah publik untuk berpikir tentang etika, orisinalitas, dan kreativitas dalam dunia seni yang semakin terdigitalisasi. Karya-karya yang hadir dalam pameran ini memperlihatkan bahwa teknologi tidak selalu menjadi ancaman, melainkan dapat menjadi mitra kreatif ketika didekati dengan kesadaran dan pemahaman kritis. Melalui visualisasi yang kaya akan simbol, emosi, dan eksperimen visual, para mahasiswa DKV ISI Yogyakarta berusaha menunjukkan bahwa AI bisa menjadi medium untuk menantang batas-batas konvensional dalam pembuatan komik.

Selain pameran utama, Yogyakomtek 2025 juga menghadirkan seminar tematik yang memperluas diskusi seputar seni komik dan relevansinya di era digital. Tiga dosen DKV ISI Yogyakarta tampil sebagai pembicara dalam rangkaian seminar ini, masing-masing dengan perspektif unik terhadap peran komik sebagai bentuk seni kontemporer.

Sesi pertama dibawakan oleh Dr. Sn. Indiria Maharsi, S.Sn., M.Sn., dengan topik “Spiritualitas dalam Komik”. Menurutnya, komik dapat menjadi media refleksi diri yang mempertemukan unsur batin, pengalaman personal, dan nilai moral, bahkan ketika teknologi ikut terlibat dalam proses penciptaannya. Sesi kedua menghadirkan Terra Bajraghosa, M.Sn., yang membahas “Komik dan Identitas”. Ia mengulas bagaimana komik menjadi medium penting dalam membangun kesadaran budaya dan identitas visual masyarakat, juga menyoroti bagaimana AI berpotensi mempengaruhi narasi identitas melalui algoritma dan data, serta pentingnya menjaga otonomi kreatif seniman agar tidak terjebak dalam homogenisasi gaya atau pola berpikir yang dihasilkan oleh mesin. Sementara itu, Fia Royyana, M.Ds., dalam sesi bertajuk “Peran AI dalam Komik”, membahas sisi teknis dan konseptual dari penggunaan AI, yakni bahwa AI dapat membantu seniman dalam tahapan tertentu seperti generasi ide visual, pewarnaan, atau komposisi gambar. Namun demikian, peran manusia tetap krusial dalam menentukan arah estetika, makna, dan kedalaman naratif dari sebuah karya.

Melalui pameran dan seminar ini, mahasiswa serta dosen DKV ISI Yogyakarta berupaya menunjukkan bahwa seni gambar sekuensial (komik) bukan sekadar hiburan visual, tetapi juga media berpikir dan bereksperimen terhadap isu-isu kontemporer. AI, dalam konteks ini, bukan hanya alat bantu digital, melainkan tantangan intelektual yang menguji sejauh mana manusia memahami dirinya sendiri di tengah kemajuan teknologi.

Penyelenggaraan Seni Gambar Sekuensial Showcase 2025 di Yogyakomtek 2025 menjadi bukti nyata bahwa kampus seni memiliki peran penting dalam membentuk diskursus kritis seputar hubungan manusia dan mesin. Dengan menggabungkan pendekatan artistik, etis, dan ilmiah, acara ini tidak hanya memperlihatkan karya visual yang memukau, tetapi juga membuka ruang dialog yang relevan dengan perkembangan zaman.

Sebagai bagian dari ekosistem kreatif Yogyakarta, kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara dunia pendidikan, praktisi seni, dan masyarakat luas. Dengan semangat eksplorasi yang cerdas dan beretika, mahasiswa DKV ISI Yogyakarta melalui pameran “AI Now” menunjukkan bahwa masa depan komik Indonesia adalah masa depan yang sadar teknologi tanpa kehilangan kemanusiaan.

Author: Tim Humas Prodi DKV

Cari
Kategori

Bagikan postingan ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDID