Repost sagoetv.com, July 6, 2025
Mendaftar beasiswa bagi saya bukan sekadar soal administrasi, tetapi momentum untuk menegaskan arah, komitmen, dan kontribusi di bidang yang kerap dipertanyakan relevansinya—tata kelola seni. Sebagai perantau dari Aceh yang menempuh studi di Yogyakarta, proses menulis esai Beasiswa Unggulan menjadi ruang reflektif yang mengajarkan bahwa karya hebat tak selalu berwujud besar, melainkan bisa berupa tekad dan komitmen yang konsisten dirawat. Melalui pengalaman ini, saya ingin mengajak siapa pun yang masih ragu untuk percaya diri, berani mencoba, dan mulai mempersiapkan diri sejak dini—karena langkah kecil hari ini bisa menjadi fondasi kontribusi besar di masa depan.
Sebagai mahasiswa jurusan Tata Kelola Seni di Institut Seni Indonesia Yogyakarta sekaligus perantau dari Aceh, proses menyiapkan diri untuk mendaftar Beasiswa Unggulan 2024 saya maknai lebih dari sekadar upaya memenuhi persyaratan administratif. Ini menjadi ruang refleksi yang mendalam—untuk meninjau ulang arah langkah yang saya ambil, mempertegas komitmen pribadi, sekaligus merumuskan kembali bentuk kontribusi yang ingin saya berikan di ranah seni dan budaya. Melalui esai yang menjadi komponen utama dalam proses seleksi, saya diberikan ruang untuk menyampaikan secara jujur visi dan misi yang selama ini saya yakini dan perjuangkan.
Bagi saya, mendaftar Beasiswa Unggulan bukan hanya soal teknis administrasi, tetapi juga merupakan momentum penting untuk meneguhkan kembali mengapa saya memilih bidang Tata Kelola Seni, dan bagaimana saya ingin terus menekuninya secara serius, konsisten, dan berkelanjutan demi kontribusi nyata bagi masyarakat dan kebudayaan Indonesia. Saya menyadari bahwa jalur yang saya tempuh kerap dipandang sebelah mata, baik dari segi peluang kerja maupun relevansinya dalam pembangunan bangsa. Namun, justru karena itulah saya terdorong untuk mendaftar Beasiswa Unggulan. Saya ingin menunjukkan bahwa pendidikan seni—terutama di bidang tata kelola—memiliki peran yang strategis. Seni bukan sekadar bentuk ekspresi, tetapi juga sarana untuk menjaga, mengelola, dan memperkenalkan budaya sebagai identitas bangsa ke tingkat global secara bermakna dan menguntungkan.