Guest Lecture: “Arts for the Blues: Bridging the Arts and Psychotherapy” Hadir di jurusan Seni Murni, ISI Yogyakarta

Guest Lecture: “Arts for the Blues: Bridging the Arts and Psychotherapy” Hadir di jurusan Seni Murni, ISI Yogyakarta

Yogyakarta, 22 September 2025 — Program Studi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, ISI Yogyakarta menyelenggarakan kuliah tamu (Guest Lecture) dengan topik “Arts for the Blues: Bridging the Arts and Psychotherapy” pada Senin, 22 September 2025. Acara ini berlangsung mulai pukul 10.00 WIB hingga selesai, bertempat di ruang BI.2 Auvis lantai 1 Gedung Jurusan Seni Murni.

Kegiatan ini menghadirkan dua akademisi internasional dari University of Salford, Inggris, yaitu Professor Scott Thurston dan Dr. Joanna Omylinska-Thurston. Scott Thurston merupakan Profesor Poetry and Innovative Creative Practice yang dikenal melalui riset interdisipliner tentang puisi, tari, dan praktik artistik dalam konteks terapi kreatif, serta salah satu penggagas konsep kinepoetics yang mengintegrasikan puisi dengan gerak sebagai pengalaman embodied. Sementara itu, Joanna Omylinska-Thurston adalah Associate Professor dalam bidang Konseling dan Psikoterapi, sekaligus psikolog konseling di Greater Manchester Mental Health NHS Foundation Trust, yang aktif meneliti pendekatan inovatif dalam layanan kesehatan mental. Keduanya berkolaborasi dalam mengembangkan model Arts for the Blues, sebuah intervensi berbasis seni yang dirancang untuk mendukung terapi depresi dengan memadukan praktik artistik seperti menulis, menggambar, dan gerak dengan metode psikoterapi modern.

Kuliah tamu ini menjadi ruang penting bagi mahasiswa Seni Murni untuk memperluas pemahaman mereka mengenai praktik berkesenian. Melalui pengenalan konsep Arts for the Blues, mahasiswa diajak melihat bahwa seni tidak hanya berhenti pada ekspresi estetis, tetapi juga sebagai pendekatan ilmiah yang memberi kontribusi nyata bagi isu-isu sosial dan kesehatan mental. Paparan mengenai integrasi antara seni dan psikoterapi menghadirkan sudut pandang baru bahwa penelitian seni dapat dikembangkan melalui pendekatan interdisipliner. Mahasiswa diajak memahami bagaimana seni dapat diposisikan bukan hanya sebagai praktik kreatif, tetapi juga sebagai bagian dari kajian ilmiah yang bersinggungan dengan bidang kesehatan, sosial, maupun humaniora. Dari sini, mahasiswa dapat belajar bagaimana penelitian seni interdisipliner dapat disusun dan dilakukan. Lebih dari sekadar menambah pengetahuan, kegiatan ini menumbuhkan kesadaran bahwa seni memiliki potensi besar sebagai jembatan antara kreativitas dan kemanusiaan, sekaligus mendorong mahasiswa untuk semakin kritis, inovatif, dan siap berperan aktif dalam dinamika seni yang terus berkembang.

Cari
Kategori

Bagikan postingan ini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

id_IDID