Ketika Mahasiswa dan Pengrajin Disabilitas Belajar Bersama Menghidupkan Seni Grafir Kayu Digital

Ketika Mahasiswa dan Pengrajin Disabilitas Belajar Bersama Menghidupkan Seni Grafir Kayu Digital

Sleman, 25 Oktober 2025 – Tawa dan semangat terdengar dari ruang kerja Sanggar Kreatif Avta Mandiri, Prambanan, Kab. Sleman. Para penyandang disabilitas berlatih mengoperasikan mesin grafir digital sambil dibimbing oleh Dosen dan Mahasiswa ISI Yogyakarta. Hari itu, pelatihan Aplikasi Grafir Kayu Digital menjadi momentum penting bagi peserta untuk mengubah desain digital mereka menjadi hasil grafir nyata di atas media kayu.

Tim ISI Yogyakarta yang dipimpin oleh Nandang Septian, bersama Silvya Bintang Ayu Candradewi, Amar Leina Chindany, dan Amanda Amalia Faustine Gittawati, hadir dengan tiga mahasiswa pendamping; Raheesh Hafid Mahardika, Aditya Alwin Alwaysa, dan Ayunda Regina A.

“Setelah memahami dasar desain minggu lalu, sekarang kami masuk ke tahap penerapan teknologi. Peserta belajar bagaimana mengubah file digital menjadi pola grafir dengan berbagai tingkat ketebalan dan detail,” jelas Amanda Amalia Faustine Gittawati dari Prodi Desain Media.

Sukamto, Ketua Avta Mandiri, tampak puas dengan hasil latihan hari itu.

“Kami mulai bisa membuat desain sendiri. Dulu kalau ingin ada tulisan atau motif di produk, kami harus pesan ke orang lain. Sekarang kami bisa melakukannya sendiri,” katanya sambil tersenyum.

Mahasiswa pendamping Ayunda Regina A. juga berbagi pengalamannya mendampingi para peserta.

“Rasanya menyenangkan bisa belajar bersama teman-teman Avta Mandiri. Mereka dengan tekun memahami aplikasi grafir, bahkan lebih antusias dari kami. Ini membuktikan bahwa keterbatasan tidak menghalangi kreativitas,” ujarnya.

Bagi ISI Yogyakarta, kegiatan ini tidak hanya soal teknologi, tetapi juga tentang pertukaran pengetahuan dan empati. Dosen dan mahasiswa belajar memahami cara berpikir kreatif komunitas disabilitas, sementara Avta Mandiri memperoleh keterampilan baru untuk mengembangkan usahanya secara lebih mandiri dan modern.

Kolaborasi lintas generasi ini menunjukkan bahwa seni dan teknologi mampu menyatukan perbedaan, membangun kepercayaan diri, dan menciptakan ruang baru bagi inklusi sosial di dunia industri kreatif.

Cari
Kategori

Bagikan postingan ini

id_IDID